MORAL
1. UNSUR MORAL DALAM FIKSI
a. Pengertian dan Hakikat Moral
Secara umum
moral menyarankan pada pengertian tentang baik dan buruk yang diterima umum
mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya. Moral dalam karya
sastra biasanya mencerminkan pandangan hidup pengarang yang bersangkutan,
pandangannya tentang nilai-nilai kebenaran, dan hal itulah yang ingin
disampaikannya kepada pembaca. Sebuah karya fiksi ditulis oleh pengarang untuk
antara lain menawarkan model kehidupan yang diidealkannya. Karya sastra
fiksi senantiasa menawarkan pesan moral yang berhubungan dengan sifat-sifat
luhur kemanusiaan, memperjuangkan hak dan martabat manusia.
b. Jenis dan wujud Pesan Moral
Jenis ajaran
moral itu sendiri dapat mencakup masalah, yang boleh dikatakan, bersifat
tak terbatas. Ia dapat mencakup seluruh persoalan hidup dan kehidupan,
seluruh persoalan yang mencakup harkat martabat manusia. Persoalan
manusia dengan dirinya sendiri dapat bermacam-macam jenis dan tingkat
intensitasnya. Hal ini tentu saja tidak lepas dari kaitanya dengan persoalan
hubungan antarsesama dan dengan Tuhan.
2. PESAN RELIGIUS DAN KRITIK SOSIAL
Pesan moral
yang berwujud moral religius, termasuk di dalamnya yang bersifat keagamaan, dan
kritik sosial banyak ditemukan dalam karya fiksi atau dalam genre sastra yang
lain.
a.
Pesan Religius dan Keagamaan
Unsur religius dan keagamaan dalam sastra adalah suatu keberadaan sastra
itu sendiri. Bahkan sastra tumbuh dari sesuatu yang bersifat religius. Istilah
religius membawa konotasi pada makna agama. Religius dan agama memang erat
berkaitan, berdampingan, bahkan dapat melebur dalam satu kesatuan, namun
sebenarnya keduanya menyaran pada makna yang berbeda. Dengan demikian religius
bersifat mengatasi, lebih dalam, dan lebih luas dari agama yang tampak, formal,
dan resmi. Moral religius menjunjungtinggi sifat-sifat manusiawi hati nurani
yang dalam, harkat martabat serta kebebasan pribadi yang dimiliki oleh manusia.
Religious pada rasa ketuhanannya
b.
Pesan Kritik Sosial
Sastra yang mengandung pesan kritik dapat juga disebut sebagai sastra
kritik yang biasanya akan lahir di tengah masyarakat jika terjadi hal-hal yang
kurang beres dalam kehidupan sosial dan masyarakat.
3. BENTUK PENYAMPAIAN PESAN MORAL
Secara umum
dapat dikatakan bahwa bentuk penyampaian moral dalam karya fiksi mungkin
bersifat langsung, atau sebaliknya tak langsung. Namun sebenarnya pemilihan itu
hanya demi praktisinya saja sebab mungkin saja ada pesan yang bersifat agak
langsung.
a.
Bentuk Penyampaian Langsung
Bentuk penyampaian moral yang bersifat langsung, boleh dikatakan identik
dengan cara pelukisan watak tokoh yang bersifat uraian, telling, atau
penjelasan, expository.
Karya sastra adalah karya yang memiliki fungsi untuk menghibur, member kenikmatan emosional dan intelektual. Pesan moral yang bersifat langsung biasanya terasa dipaksakan dan kurang koherensif dengan unsure-unsur yang lain.
Karya sastra adalah karya yang memiliki fungsi untuk menghibur, member kenikmatan emosional dan intelektual. Pesan moral yang bersifat langsung biasanya terasa dipaksakan dan kurang koherensif dengan unsure-unsur yang lain.
b.
Bentuk Penyampaian Tidak Langsung
Pesan dalam penyampaian tidak langsung hanya tersirat dalam cerita,
berpadu secara koherensif dengan unsure-unsur cerita yang lain. Jika
dibandingkan dengan teknik pelukisan watak tokoh, cara ini sejalan dengan
teknik ragaan, showing. Yang ditampilkan dalam cerita adalah
peristiwa-peristiwa, konflik, sikap dan tingkah laku para tokoh dalam
menghadapi peristiwa dan konflik itu, baik yang terlihat dalam tingkah laku
verbal, fisik, maupun yang hanya terjadi dalam pikiran dan perasaannya.
Sebaliknya dilihat dari pembaca, jika ingin memahami dan atau menafsirkan pesan
itu, harus melakukannya berdasarkan cerita, sikap dan tingkah laku para tokoh
tersebut.
Sebagai seorang anak jangan pernah melupakan jasa orang tua terutama jasa
seorang ibu yang telah mengandung dan membesarkan anaknya.apalagi jika sampai
menjadi anak yang durhaka.durhaka orang
tus merupakan salah satu dosa besar yang nantinya akan ditangung sendiri oleh
anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar