Senin, 09 April 2012

PROSA



MORAL
1. UNSUR MORAL DALAM  FIKSI
a. Pengertian dan Hakikat Moral

Secara umum moral menyarankan pada pengertian tentang baik dan buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya. Moral dalam karya sastra biasanya mencerminkan pandangan hidup pengarang yang bersangkutan, pandangannya tentang nilai-nilai kebenaran, dan hal itulah yang ingin disampaikannya kepada pembaca. Sebuah karya fiksi ditulis oleh pengarang untuk antara lain menawarkan model kehidupan yang diidealkannya. Karya sastra fiksi senantiasa menawarkan pesan moral yang berhubungan dengan sifat-sifat luhur kemanusiaan, memperjuangkan hak dan martabat manusia.
b. Jenis dan wujud Pesan Moral

Jenis ajaran moral itu sendiri dapat mencakup masalah, yang boleh dikatakan, bersifat tak terbatas. Ia dapat mencakup seluruh persoalan hidup dan kehidupan, seluruh persoalan yang mencakup harkat martabat manusia. Persoalan manusia dengan dirinya sendiri dapat bermacam-macam jenis dan tingkat intensitasnya. Hal ini tentu saja tidak lepas dari kaitanya dengan persoalan hubungan antarsesama dan dengan Tuhan.
2. PESAN RELIGIUS DAN KRITIK SOSIAL

Pesan moral yang berwujud moral religius, termasuk di dalamnya yang bersifat keagamaan, dan kritik sosial banyak ditemukan dalam karya fiksi atau dalam genre sastra yang lain.
a.       Pesan Religius dan Keagamaan

Unsur religius dan keagamaan dalam sastra adalah suatu keberadaan sastra itu sendiri. Bahkan sastra tumbuh dari sesuatu yang bersifat religius. Istilah religius membawa konotasi pada makna agama. Religius dan agama memang erat berkaitan, berdampingan, bahkan dapat melebur dalam satu kesatuan, namun sebenarnya keduanya menyaran pada makna yang berbeda. Dengan demikian religius bersifat mengatasi, lebih dalam, dan lebih luas dari agama yang tampak, formal, dan resmi. Moral religius menjunjungtinggi sifat-sifat manusiawi hati nurani yang dalam, harkat martabat serta kebebasan pribadi yang dimiliki oleh manusia.
Religious pada rasa ketuhanannya
b.      Pesan Kritik Sosial

Sastra yang mengandung pesan kritik dapat juga disebut sebagai sastra kritik yang biasanya akan lahir di tengah masyarakat jika terjadi hal-hal yang kurang beres dalam kehidupan sosial dan masyarakat.
3. BENTUK PENYAMPAIAN PESAN MORAL

Secara umum dapat dikatakan bahwa bentuk penyampaian moral dalam karya fiksi mungkin bersifat langsung, atau sebaliknya tak langsung. Namun sebenarnya pemilihan itu hanya demi praktisinya saja sebab mungkin saja ada pesan yang bersifat agak langsung.
a.       Bentuk Penyampaian Langsung

Bentuk penyampaian moral yang bersifat langsung, boleh dikatakan identik dengan cara pelukisan watak tokoh yang bersifat uraian, telling, atau penjelasan, expository.
Karya sastra adalah karya yang memiliki fungsi untuk menghibur, member kenikmatan emosional dan intelektual. Pesan moral yang bersifat langsung biasanya terasa dipaksakan dan kurang koherensif dengan unsure-unsur yang lain.
b.      Bentuk Penyampaian Tidak Langsung

Pesan dalam penyampaian tidak langsung hanya tersirat dalam cerita, berpadu secara koherensif dengan unsure-unsur cerita yang lain. Jika dibandingkan dengan teknik pelukisan watak tokoh, cara ini sejalan dengan teknik ragaan, showing. Yang ditampilkan dalam cerita adalah peristiwa-peristiwa, konflik, sikap dan tingkah laku para tokoh dalam menghadapi peristiwa dan konflik itu, baik yang terlihat dalam tingkah laku verbal, fisik, maupun yang hanya terjadi dalam pikiran dan perasaannya. Sebaliknya dilihat dari pembaca, jika ingin memahami dan atau menafsirkan pesan itu, harus melakukannya berdasarkan cerita, sikap dan tingkah laku para tokoh tersebut.








Sebagai seorang anak jangan pernah melupakan jasa orang tua terutama jasa seorang ibu yang telah mengandung dan membesarkan anaknya.apalagi jika sampai menjadi anak yang durhaka.durhaka  orang tus merupakan salah satu dosa besar yang nantinya akan ditangung sendiri oleh anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar